Senin, 01 Agustus 2016

Inilah Hadist-Hadis Tentang Penciptaan Manusia



 
A.    Teks Matan Dan Terjemah
 
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعَ كَلِمَاتٍ بَكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
 
Artinya: “Sesungguhnya penciptaan salah seorang di antara kalian dihimpun di dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu sama, kemudian menjadi segumpal daging juga dalam waktu yang sama. Setelah itu, malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk mencatat empat perkara: mencatat rezekinya, ajalnya, perbuatannya, dan celaka ataukah bahagia.”[1]

B.     Syarah Al-Hadits
 
Makna Secara Umum:
 
Ibnu Mas’ud menyampaikan suatu hadits yang ia dengar langsung dari Rasulullah shollallahualaihi wasallam tentang khabar ghaib. Karena khabar itu menuntut keimanan yang tinggi, beliau mendahului penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa Rasul adalah orang yang jujur sekaligus harus dipercaya seluruh khabarnya.
 
Manusia mengalami 4 fase pertumbuhan dalam perut ibunya:
§  40 hari pertama dalam bentuk nutfah (sperma)
§  40 hari kedua dalam bentuk ‘alaqah (segumpal darah), 40 hari kedua dalam bentuk daging.
Setelah itu, Malaikat diutus Allah untuk meniup ruhnya dan mencatat 4 hal: rezeki, ajal, amalan, dan keadaan dia (beruntung atau celaka).
Pelajaran-Pelajaran Yang Bisa Diambil Dari Hadits Ini:
 
1.      Para perawi hadits banyak yang meriwayatkan hadits lafadz haddatsana—mencontoh lafadz yang diucapkan Ibnu Mas’ud dalam hadits ini—untuk menunjukkan bahwa ia hadir dan mendengar langsung dari orang yang menceritakannya.
 
2.      Seluruh berita yang shahih berasal dari Nabi harus diyakini dan dibenarkan meski tidak terjangkau akal karena beliau adalah al-Shadiqul Mashduq (yang jujur dan harus dipercaya).
3.      Tahapan penciptaan manusia di rahim ibunya:
 
ü  40 hari pertama nutfah
ü  40 hari kedua segumpal darah
ü  40 hari ketiga segumpal daging
 
4.      Ditiupkan ruh pada janin setelah berusia 3 x 40 hari = 120 hari = 4 bulan.
Setelah 4 bulan inilah berlakulah baginya hukum manusia. Jika terjadi keguguran janin, maka dilihat keadaan:
 
ü  sebelum 120 hari: tidak perlu dimandikan, dikafani, dan disholatkan.
ü  setelah 120 hari: dimandikan, dikafani, dan disholatkan.
Jika janin yang keluar saat keguguran bentuknya sudah seperti manusia, maka berlakulah hukum nifas. Jika tidak, maka hukumnya seperti darah istihadhah (penyakit). (Penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin).
 
5.      Beriman terhadap Malaikat. Ada Malaikat yang bertugas untuk meniup ruh pada janin dan mencatat 4 hal: rezeki, ajal, amalan, dan keadaannya (beruntung atau celaka).
6.      Beriman terhadap catatan takdir.
 
Para Ulama menjelaskan bahwa berdasarkan lingkupnya, pencatatan takdir terbagi menjadi 4:
 
a.       Pencatatan di Lauhul Mahfudzh
Catatan induk. Berisi catatan takdir segala sesuatu. Ditulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Catatan ini tidak ada yang tahu kecuali Allah, dan tidak akan berubah sedikitpun
 
b.      Pencatatan dalam lingkup umur perorangan
Ini adalah catatan Malaikat, seperti yang disebutkan dalam hadits ini tentang 4 hal: rezeki, ajal, amalan, dan keadaannya (beruntung atau celaka) terhadap janin yang masih berada di perut ibunya.
 
c.       Pencatatan dalam lingkup tahunan
Dilakukan setiap Lailatul Qodar, berisi catatan segala sesuatu yang akan terjadi dalam waktu setahun ke depan (hingga Lailatul Qodar berikutnya), disebutkan dalam surat ad-Dukhkhan: 3-4.
 
d.      Pencatatan dalam lingkup harian
 
Disebutkan dalam surat ar-Rahman ayat 29, Allah meninggikan derajat suatu kaum atau merendahkannya, membentangkan rezeki atau menyempitkannya, dan sebagainya. Hal itu berlangsung tiap hari.perubahan catatan takdir yang masih memungkinkan terjadi pada catatan yang ada di Malaikat, sedangkan yang Lauhul Mahfudzh tidak akan pernah berubah.
 
1)      Akhir kehidupan seseorang akan berujung pada dua hal: beruntung atau celaka. Orang yang beruntung adalah yang masuk ke dalam surga, sebaliknya yang celaka adalah yang masuk ke dalam neraka. Tidak ada keadaan ketiga.
 
2)      Seseorang tidak boleh merasa bangga diri ketika ia banyak beribadah dan sering mengisi hari-harinya dengan ketaatan. Harus diiringi dengan perasaan takut dan khawatir jangan sampai mengalami su-ul khatimah (akhir kehidupan yang buruk).
 
3)      Seseorang yang sedang terjerumus dalam lumpur dosa tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, hendaknya ia bersemangat untuk bertaubat dan memperbanyak amal shalih dengan harapan meninggal dalam keadaan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik).
 
4)      Akhir kehidupan sangat menentukan kebahagiaan atau kesengsaraan seseorang nanti di akhirat.[2]
C.    Ayat Al-Qur`An Tentang Penciptaan Manusia
 
1.      Surat As-Sajdah ayat  7 – 9:
2.      Surat Al-Mukminun ayat 4 – 8
3.      Surat Al Haj ayat 5-6
4.      Surat Al Furqon ayat 54
5.      Surat Al ‘Alaq ayat 2
6.      Surat Al Insan ayat 2
7.      Surat At Tin ayat 4
8.      Surat AL Isra ayat 70
9.      Surat An Nahl ayat 78
10.  Surat Al Baqoroh ayat 30
11.  Surat Al An’am ayat 165
12.  Surat Yunus ayat 14
13.  Surat Adz Dzariat ayat 56

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Inilah Hadist-Hadis Tentang Penciptaan Manusia

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar